Pentingnya sebuah pendidikan yang berkualitas terkadang terletak pada konsep "sedikit itu adalah banyak". Dalam konteks ini, kurikulum disederhanakan agar siswa dapat fokus pada pembelajaran yang lebih mendalam daripada sekadar mengejar banyaknya materi. Dengan demikian, mereka dapat menguasai materi yang diajarkan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sebagai contoh, ketika anak belajar hanya sedikit topik, mereka dapat benar-benar memahami dan mengintegrasikan pengetahuan tersebut ke dalam pemikiran dan tindakan mereka. Hasilnya, mereka lebih cenderung memiliki dampak yang lebih besar dalam kehidupan mereka di masa depan.
Salah satu pendekatan yang mengadopsi filosofi ini adalah Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini berfokus pada pengembangan kompetensi dan karakter siswa. Ini berarti bahwa semua peserta didik memiliki kesempatan untuk fokus pada apa yang mereka kuasai, melalui proses pembelajaran dan penilaian yang mendalam. Kurikulum Merdeka juga memberikan perhatian khusus pada karakter siswa dengan menggunakan proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5 PPRA). Ini adalah pendekatan yang unik karena menekankan karakter yang moderat dan agamis dalam konteks rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam) sesuai dengan nilai-nilai Islam. Hal ini bertujuan untuk menciptakan Insan Pancasila yang agamis, namun tetap moderat dalam pandangan dan tindakan mereka.
Dalam upaya untuk membentuk karakter profil pelajar Pancasila yang diharapkan, P5 PPRA di Madrasah mengalokasikan waktu khusus, bahkan hingga 20-30%, untuk melaksanakan proyek tersebut. Ini adalah langkah yang penting dalam memastikan bahwa karakter siswa mencerminkan nilai-nilai Pancasila yang agamis dan moderat, sekaligus memperkuat inti agama Islam dalam pendidikan Madrasah. Dengan begitu, Madrasah mampu menciptakan generasi yang memiliki karakter kuat, kompeten, dan sejalan dengan nilai-nilai agama dan negara.